Minggu, 30 Oktober 2011


Large_4-toyota_fortuner

Berita Terkait

Memahami kasus Toyota sebenarnya juga berlaku pada semua perusahaan. Konsistensi nilai konsumen perlu diupayakan terus-menerus. Hal ini bisa didukung oleh sejumlah aspek.

Pertama, dari sisi internal, perusahaan perlu mengupayakan adanya suatu kualitas penjaminan mutu yang konsisten.

Kepemimpinan yang lebih memahami kondisi dalam perusahaan dibutuhkan karena harus ada kearifan untuk memahami dan melakukan koordinasi antar bagian, bisa dalam perusahaan maupun dengan perusahaan lain yang memberikan input termasuk para pemasok. Pemimpin harus memastikan kontrol mutu agar benefit yang diberikan kepada konsumen selalu konsisten.

Kedua, menjadi perusahaan yang menjadi pemimpin pasar cenderung dihinggapi adanya perasaan yang mudah puas dan kurang waspada terhadap ketidakmampuan diri. Hal ini membutuhkan sebuah kesadaran diri secara terus-menerus untuk melakukan monitoring terhadap perkembangan yang terjadi di luar perusahaan.

Ketiga, perusahaan harus menerapkan tindakan aktif untuk tidak terjebab dalam kompetisi yang ketat, sehingga berusaha mati-matian untuk memenangkan persaingan. Perusahaan bisa mencari jalan keluar agar tidak terjebak dalam persaingan sehingga bisa menghindarkan diri dari usaha untuk memenangi persaingan.

Benefit  yang ditawarkan secara konsisten ini hanya bisa dilakukan oleh perusahaan untuk terus belajar dan lebih mawas diri.  Keinginan terus belajar ini bisa dilakukan melalui antara lain melakukan riset pasar yang konsisten, mengubah pola koordinasi kerja yang lebih disesuaikan dengan kekuatan maupun kelemahan perusahaan, tidak membuat strategi yang sifatnya instan hanya memburu tingkat penjualan jangka pendek, berusaha untuk melakukan kontrol kinerja yang sifatnya double checking.

Terakhir, adalah penting bagi perusahaan untuk menyiapkan tim yang terdiri atas individu yang memiliki untuk menyampaikan komunikasi yang bagus, baik untuk pihak yang berinteraksi dengan perusahaan maupun dengan konsumen.

Komunikasi yang optimal dibutuhkan agar menyelaraskan adanya kemampuan diri  dan lingkungan di luar. Selain itu, juga ditujukan untuk menghadapi ketika konsumen memberikan protes bila benefit dirasa lebih rendah daripada biaya.
*) Kolumnis adalah Dosen Program Studi Manajemen Universitas Paramadina Jakarta

Baca juga:   Bien Subiantoro : Aset Terpenting Adalah Pelanggan

0 komentar:

Posting Komentar