Minggu, 30 Oktober 2011


Telkom tambah lisensi spektrum di 2,3 GHz

Large_telkom__1_

Berita Terkait

JAKARTA: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berencana menambah kepemilikan lisensi spektrum di frekuensi 2,3 GHz, menyusul rencana lelang sisa spektrum di frekuensi itu sebesar 60 Mhz yang akan digelar pemerintah tahun depan.

Sesuai ketentuan, frekuensi 2,3 GHz telah dibuka untuk broadband wireless access (BWA) dengan teknologi netral, di mana pada tahap awal pemanfaatannya akan digunakan untuk penyelenggaraan teknologi WiMax, dan ke depannya mengarah pada Long Term Evolution (LTE).

Direktur IT & Suplay Telkom Indra Utoyo mengatakan perseroan saat ini terus berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah mendorong penetrasi broadband di Indonesia dari saat ini sekitar 3% menjadi 30% pada 2014.

Menurut dia, komitmen tersebut antara lain telah ditunjukkan dengan penggelaran fiber optik sebagai infrastruktur broadband lewat proyek Nusantara Super Highway yang akan menghubungkan pulau-pulau di seluruh wilayah nusantara.

Namun, langkah mendorong penetrasi broadband tersebut harus didukung dengan penggelaran teknologi terbaru yang mendukung akses pita lebar seperti WiMax, meski itu bukan satu-satunya teknologi untuk layanan pita lebar.

Dalam hal ini, Telkom berencana untuk memperluas portofolio layanan data melalui teknologi WiMax, sekaligus ke depannya akan mengarah pada penggelaran LTE, dengan kemungkinan besar penggelarannya pada frekuensi yang sama.

Untuk perluasan portofolio layanan data tersebut, Telkom akan membutuhkan tambahan spektrum di frekuensi 2,3 GHz, sehingga harus membeli lisensi teknologi netral dari spektrum yang masih tersisa sebesar 60 MHz.

"Kami jelas akan menggelar WiMax, tetapi tidak fokus ke sana, mengingat Telkom sudah memiliki banyak portofolio untuk akses Internet. Ke depannya, kami tetap akan mengarah pada LTE. Kalau sisa spektrum di 2,3 GHz dilelang, kami akan beli lagi sekitar 15 MHz," ujarnya, pekan lalu.

Dirjen Sumberdaya Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo M. Budi Setiawan menuturkan sesuai ketentuan teknologi netral di frekuensi 2,3 GHz dibuka sampai rentang 2,4 GHz, dengan sisa spektrum sebesar 60 MHz.

Dia menambahkan sisa spektrum tersebut nantinya akan dilelang secara terbuka kepada seluruh operator telekomunikasi untuk penggelaran BWA, dalam upaya mendorong percepatan penetrasi broadband di Indonesia.

"Spektrum frekuensi di 2,3 GHz masih sisa 60 MHz. Itu akan dilelang tahun depan. Frekuensi 2,3 GHz sudah dibuka untuk teknologi netral, jadi bisa untuk teknologi apa saja yang mendukung BWA, tetapi harus disesuaikan dengan spek yang ditentukan," jelasnya.

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi menyatakan pembukaan teknologi netral di frekuensi 2,3 GHz dipastikan bisa untuk penggelaran berbagai teknologi yang support BWA.

Dalam hal ini, teknologi LTE dipastikan bisa digelar di 2,3 GHz dengan ketentuan yang dipersyaratkan yaitu memenunuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan sesuai spek yang ditentukan yaitu menggunakan teknologi Time Division Duplexing (TDD).

"Siapa bilang LTE tidak bisa digelar dengan TDD? yang bilang itu kan orang yang tidak tahu. Hanya saja, memang mungkin untuk LTE tidak dibolehkan sekarang, karena memberi kesempatan bagi WiMax. Tetapi saya pastikan TDD bisa untuk LTE," tandasnya.

/Pembatasan teknologi/

Direktur Center of Indonesia Telecommunication Relulation Studies (Citrus) Asmiati Rasyid sempat mengungkapkan ketentuan mengenai TDD pada teknologi netral menyebabkan pembatasan teknologi yang digelar.

Hal tersebut mengingat TDD hanya bisa digunakan untuk WiMax, di mana LTE cenderung menggunakan Frequency Divition Duplexing (FDD), sehingga penerapan teknologi netral itu dinilai tidak netral.

"Kalau ingin teknologi netral ya seharusnya tidak perlu dibatasi pada TDD, agar benar-benar netral. Frekuensi ibarat sawah, mau dibajak dengan kerbau atau traktor, yang penting bisa ditanami dan menghasilkan," terangnya.

Menkominfo Tifatul Sembiring saat dikonfirmasi soal teknologi netral cenderung menjawab diplomatis dengan tidak menyatakan TDD dapat digunakan LTE atau tidak, di mana ketentuan yang dibuat masih difokuskan untuk percepatan penggelaran WiMax.

"LTE belum diizinkan. Itu masih 2 tahun lagi. Yang penting sekarang untuk WiMax dulu. Kan kasihan kalau mereka sudah investasi tetapi tidak laku dijual, nanti modalnya tidak kembali. Untuk LTE nanti akan dibuat ketentuan tersendiri," jelasnya.
 

0 komentar:

Posting Komentar